Sinopsis Film Sweet Red Bean (2015)
Sweet Bean. Seperti judulnya, movie ini akan membahas mengenai kacang merah. Tapi inti sebenarnya bukanlah itu. Melalui kacang merah lah, 3 tokoh utama kita bertemu. Ini movie tentang pertemuan dengan orang asing, waktu yang singkat tapi bisa mengubah kehidupan kita.
Movie ini dibuka dengan seorang pria yang bangun sangat pagi di apartemen kecilnya, menatap langit pagi dan berjalan ke suatu tempat. Dan ternyata pria ini adalah penjual dorayaki, ia mempunyai toko dorayaki kecil dipinggir jalan, sekitaran sekolah SMP. Pria ini bernama Sentarou (Masatoshi Nagase). Sentarou orangnya tidak banyak bicara, ia juga tidak pernah terlihat tersenyum, ia seolah-olah melakukan pekerjaan itu tanpa hati. Tapi ia cukup baik, sering memberikan beberapa dorayaki gratis pada pelanggan tetapnya, atau juga dorayaki sisa. Tokonya sering kedatangan anak SMP yang bergosip disana, mereka kelihatan nggak takut pada pria yang sering dipanggil Sen-san ini. Mereka suka memuji Sen.
Salah satu pelanggan yang sering datang ke kedai dorayakinya adalah Wakana-chan (Kyara Uchida) . Wakana adalah anak SMP yang sama dengan pelanggan Sen yang lain, tapi Wakana kelihatan tidak dekat dengan mereka. Wakana tidak mempunyai teman. Ia sering makan cemilan disana dan biasanya Wakana selalu membawa dorayaki sisa kedai Sen pulang ke rumahnya. Seiring berjalannya cerita, nanti kita tahu kalau Wakana selalu ditinggalkan sendirian di rumah, dorayaki itu jadi makanannya karena ibunya tak. pernah memasak. Ibunya membesarkannya sendirian. Ibunya kelihatan punya pacar dan sepertinya ia tak setuju anaknya ingin melanjutkan ke SMA.
Seorang wanita tua bernama Tokue (Kirin Kiki) jalan-jalan disekitar kedai dorayaki Sen dan terlihat terpesona dengan bunga sakura yang mekar disana. Ia tertarik dengan pohon sakura besar dekat kedai Sen dan juga karena ia mencium aroma dorayaki Sen. Awalnya ia singgah untuk bertanya siapa yang menanam pohon sakura disana tapi Sen tidak tahu. Tapi kemudian ia melihat kalau kedai Sen mencari pekerja paruh waktu, dan melamar pekerjaan disana, tapi Sen tentu saja ragu karena nenek-nenek tidak akan bisa melakukan pekerjaan itu. Tapi Tokue-san tidak mudah menyerah dan akhirnya Sen tetap menolak dan memberikan dorayaki gratis pada Tokue-san.
Tapi keesokan harinya Tokue datang lagi dan masih meminta Sen menerimanya bekerja disana. Sen merasa aneh dengan nenek ini, karena dia bertanya-tanya mengenai siapa yang membuat isian dorayakinya (selai kacang merah), ia juga protes karena rasanya kurang enak dan lain sebagainya. Pokoknya Tokue-san tidak menyerah agar bisa diterima bekerja disana.
Sen sampai bingung bagaimana cara agar ia bisa menolak Tokue, karena sepertinya ia nggak enak mempekerjakan seorang nenek. Sen sih mengatakan bayarannya cuma 800 yen, tapi Tokue mengatakan ia tak peduli dengan gaji, 200 yen saja sudah cukup baginya. Tokue-san bahkan membuatkan sesuatu untuk Sen sebagai bahan pertimbangan, selai kacang merah. Meski awalnya Sen membuangnya, tapi ia akhirnya merasa nggak enak dan mencoba selai buatan si nenek, ternyata sangat enak. Sen yang masih bingung suatu malam pergi makan di sebuah restoran dan bertemu Wakana disana. Wakana sebenarnya ada di kedai saat si nenek terus mencoba meyakinkan Sen, meski Wakana diam aja sambil makan dorayaki. Awalnya percakapan Wakana dan Sen biasa aja, tapi lama-lama Sen malah curhat mengenai nenek itu, kenapa nenek itu memaksa bekerja di kedainya dan selai buatan nenek sangat enak. Menurut Wakana sih gampang aja, kenapa Sen tidak mempekerjakan Tokue-san saja.
Dan begitulah akhirnya Tokue-san mulai bekerja di kedai Sen. Tapi pekerjaan Tokue-san adalah membuat selai kacang merah. Tokue-sab mulai mengatur jam kerja, dimana mereka harus bangun pagi-pagi sekali sebelum matahari terbit untuk. persiapan selai kacang merah. Sen sih awalnya kelihatan keberatan karena biasanya ia nggak pernah banguj sepagi itu, tapi ternyata dia orangnya cukup rajin. Ia bahkan kaget karena si nenek sudah ada disana sebelum ia datang. Mereka mulai mempersiapkan selai kacang merah dan ternyata cara membuatnya jauh lebih sulit dan lebih lama dari yang selama ini Sen buat. Nenek punya caranya sendiri membuat selai kacang merah, dimana ia mencuci dengan lembut, mengaduk dengan lembut, bicara pada kacang merah dan lain sebagainya. Tokue-san mengingatkan Sen kalau kacang merah punya perjalanan panjang sebelum sampai ke tangan mereka.
Tokue-san membuat selai kacang merah dengan penuh kasih sayang dan membuat Sen sedikit kagum meski waktu yang mereka habiskan 2 kali biasanya.Pelanggan pertama yang mencobanya adalah para anak SMA yang biasa makan disana, mereka sangat menyukainya dan memuji Sen-san. Aku bisa lihat Sen sedikit malu gitu. Sejak ia mengganti selai kacang merah dorayakinya dengan buatan Tokue-san, tiba-tiba kedai dorayakinya jadi ramai. Bahkan ada antrian panjang, orang-orang yang ingin membeli dorayakinya. Gosip menyebar dengan cepat kalau selai kacang merah yang digunakan Sen sangat enak. Bisnis Sen lancar.
Tapi tentu saja setelah itu muncul-lah masalah baru. Ternyata kedai itu bukanlah milik Sen, melainkan milik temannya yang disewakan padanya. Sen bekerja disana bukan karena ia mau, ia sebenarnya tidak suka makanan manis, ia bekerja disana karena ia punya hutang oada temannya. Dulu Sen pernah masuk penjara karena perkelahian di bar tempat ia bekerja, temannya membantunya keluar, jadi untuk membayarnya, ia bekerja disana. Gosip mengenai pekerja paruh waktu Sen juga menyebar dan kabarnya Tokue-san mengidap penyakit Kusta. Alamat yang Tokue tuliskan saat melamar kerja ternyata adalah alamat tempat karantina penderita kusta. Pemilik ingin Sen memecat Tokue-san segera. Tentu saja Sen jadi galau, karena Tokue lah yang membantu bisnisnya jadi sukses, tidak mungkin ia memecatnya. Sen bahkan tidak datang kerja keesokan harinya, dan Tokue-san yang datang mengatakan kalau ia hanya akan membuat selai kacang merah, tapi ternyata ia membuka toko dan kesulitan karena ia tak biasa memanggang roti dorayaki, Tokue baru mengerti kerja keras Sen saat memanggang rotinya.
Sen baru tahu hal itu keesokan harinya. Setelah mengetahui itu ia memutuskab tetap mempekerjakan Tokue, bahkan meminta Tokue mulai saat ini bekerja melayani pembeli, kareba biasanya Tokue hanya bertugas membuat kacang merah sebelum toko buka. Mereka bekerja melayani pelanggan seperti biasanya. Wakana sendiri yang sudah dekat dengan keduanya, mendengar saat pemilik membicarakan mengenai penyakit kusta, karena Wakana tidak tahu, jadi ia ke perpustakaan mencari tau. Ia kesana bersama senior yang ia sukai dan awalnya aku pikir yang menyebar rumor adalah seniornta, tapi ternyata bukan.
Ya, rumor sudah tersebar dan kedai dorayaki Sen jadi sepi, tidak ada lagi pembeli. Wakana merasa bersalah dan mengatakan kalau ia hanya memberitahu 1 orang mengenai Tokue-san, yaitu ibunya. Tokue-san juga berhenti datang ke toko setelah ia mengirimkan surat pada Sen, ia mengucapkan terima kasih karena Sen mau mempekerjakan orang asing seperti dirinya meski tahu mengenai penyakitnya. Ia selalu ingin mencoba bekerja, karenanya saat sedang jalan-jalan di hari liburnya untuk melihat sakura, ia tertarik dengan aroma dorayaki kedai Sen, karenanya ia memutuskan bekerja disana (Aku lupa nih, ini isi surat oertama atau kedua ya hahahahaahha, pokoknya Tokue pernah menuliskan hal seperti ini untuk Sen).
Aku rasa sejak saat itu Sen jadi galau dan tidak bersemangat, jadi Wakana mengajaknya mengunjungi Tokue-san, karena Tokue berjanji akan merawat burung peliharaan Wakana. Keduanya pergi ke tempat dimana para penderita kusta di asingkan. Dari buku yang dibaca Wakana, katanya penderita kusta itu ada yang tidak ounya hidung dan tak punya jari, Wakana bertanya-tanya apakah mereka akan melihat orang seperti itu disana. Tempat para penderita kusta diasingkan, jauh di dalam hutan. Dan mereka hidup normal seperti kebanyakan orang, sama sekali tidak menakutkan. Sen dan Wakana bertemu dengan Tokue-san dan disana kita mendengar mengenai kisah Tokue-san. Bagaimana ia diasingkan sejak remaja dan seluruh hidupnya ia habiskan di tempat itu, mereka disana ingun hidup bebas juga, tapi masyarakat menganggap mereka orang yang berbeda dan ditakuti. Ia menikah dengan suaminya yang juga penderita kusta tapi ia tidak boleh melahirkan, bayinya di aborsi saat itu, dan kalau anaknya hidup, pasti sudah seumuran Sen, karenanya ia tertarik dengan Sen.
Setelah pertemuan itu, Sen kembali membuka kedai dorayakinya dan bekerja seperti biasa. Tapi masalah lain datang lagi, karena pemilik ingin merombak kedai itu menjadi kedai okonomiyaki untuk keponakannya. Sen masih bisa jualan disaba, jadi intinya ada 2 menu dan Sen tidak suka dengan ide itu. Tapi Sen tidak bisa melawan, karena si pemilik terus mengungkit mengenai masa lalunya.
Akhirnya kedai Sen di rombak dan Wakana melihat hal itu. Ia tak melihat Sen dimana-mana jadi ia datang ke tempat penderita kusta dan menemukan Sen disana. Sen benar-benar merasa kalau ia tak punya masa depan lagi. Wakana mengajak Sen bertemu dengan Tokue-san, tapi ternyata Tokue-san sudah meninggal dunia. Tokue sangat menyukai bunga sakura, para penderita kusta tidak boleh punya nisan, jadi mereka disana mengganti nisan dengan pohon dan mereka menanam pohon sakura dimakam Tokue-san.
Sebelum meninggal, Tokue sempat merekam sesuatu untuk Wakana dan Sen. Ia minta maaf pada Wakana karena ia berjanji akan merawat burung milik Wakana tapi malah melepaskannya, karena ia bisa mendengar permintaan burung itu untuk dilepaskan. Untuk Sen sendiri, Tokue-san meninggalkan alat-alat pembuat selai kacang merah miliknya. Ia mengatakan saat pertama kali ia melihat Seb, mata Sen menunjukkan kesedihan yang amat dalam dab ia pernah mempunyai tatapan seperti itu dulu, saat memikirkan ia tak akan bisa keluar dari tempat penderita kusta itu. Pesannya pada Sen adalah, 'kita manusia dilahirkan untuk bernafas dan mendengarkan, jadi tidak apa-apa jika kita tidak menjadi seseorang. Kita mempunyai arti dalam. kehidupan kita sendiri'.
Aku beneran menangis habis-habisan saat narasi Tokue-san, terutama Part akhir. Terasa banged adegannya. Akting pemeran Sen TOP banged. Kita bisa merasakan kesedihan yang ia rasakan sebagai mantan napi dan menjali hiduo seolah-olah merasa tak berarti. Tapi pesan Tokue membuat ia bangkit lagi, bahwa tak apa-apa kalau kita tidak menjadi seseorang.
Sen dan Wakana menjalani kehidupan masing-masing setelah itu. Ending movie ini ditutup dengan datangnya musim semi, jadi kebersamaan mereka dengan Tokue hanya 1 tahun, tapi Tokue-san akan tetap ada dalam hati mereka sebagai kenangan. Wakana sepertinya melanjutkan ke SMA, sementara Sen kembali membuka bisnis dorayaki tanpa tempat, dia jualan di area piknik dan wajahnya sudah kelihatan lebih berseri daripada biasanya.
Pertemuan mereka dengan Tokue membuka lembaran baru dalam hidup dan pikiran mereka bahwa mereka bisa menjalani kehidupan meski. bukan siapa-siapa. Tokue cukup menderita sebagai penderita kusta yang dihindari masyarakat, terkurung dalam hutan selama hidupnya, tapi ia tetap berfikir positif dan ia tidak menyerah untuk keinginan terakhirnya. Ia mungkin bukan siapa-siapa bagi orang lain, tapi ia sudah menjadi sesuatu bagi 2 orang yang baru ia temui, memberikan cahaya pada merrka berdua.
Aku sangat menyukai ide cerita ini, pertemuan dengan orang asing. Kita bisa melihat bagaimana awalnya mereka bukan siapa-siapa tapi menjadi dekat dan menjadi bagian dari hidup masing-masing. Wakana hanya pembeli biasa, Tokue-san saat itu hanya menjadi orang asing yang lewat. Tapi Sen ini benar-benar orang baik.
Sumber : JUDUL
Sweet Bean. Seperti judulnya, movie ini akan membahas mengenai kacang merah. Tapi inti sebenarnya bukanlah itu. Melalui kacang merah lah, 3 tokoh utama kita bertemu. Ini movie tentang pertemuan dengan orang asing, waktu yang singkat tapi bisa mengubah kehidupan kita.
Movie ini dibuka dengan seorang pria yang bangun sangat pagi di apartemen kecilnya, menatap langit pagi dan berjalan ke suatu tempat. Dan ternyata pria ini adalah penjual dorayaki, ia mempunyai toko dorayaki kecil dipinggir jalan, sekitaran sekolah SMP. Pria ini bernama Sentarou (Masatoshi Nagase). Sentarou orangnya tidak banyak bicara, ia juga tidak pernah terlihat tersenyum, ia seolah-olah melakukan pekerjaan itu tanpa hati. Tapi ia cukup baik, sering memberikan beberapa dorayaki gratis pada pelanggan tetapnya, atau juga dorayaki sisa. Tokonya sering kedatangan anak SMP yang bergosip disana, mereka kelihatan nggak takut pada pria yang sering dipanggil Sen-san ini. Mereka suka memuji Sen.
Salah satu pelanggan yang sering datang ke kedai dorayakinya adalah Wakana-chan (Kyara Uchida) . Wakana adalah anak SMP yang sama dengan pelanggan Sen yang lain, tapi Wakana kelihatan tidak dekat dengan mereka. Wakana tidak mempunyai teman. Ia sering makan cemilan disana dan biasanya Wakana selalu membawa dorayaki sisa kedai Sen pulang ke rumahnya. Seiring berjalannya cerita, nanti kita tahu kalau Wakana selalu ditinggalkan sendirian di rumah, dorayaki itu jadi makanannya karena ibunya tak. pernah memasak. Ibunya membesarkannya sendirian. Ibunya kelihatan punya pacar dan sepertinya ia tak setuju anaknya ingin melanjutkan ke SMA.
Seorang wanita tua bernama Tokue (Kirin Kiki) jalan-jalan disekitar kedai dorayaki Sen dan terlihat terpesona dengan bunga sakura yang mekar disana. Ia tertarik dengan pohon sakura besar dekat kedai Sen dan juga karena ia mencium aroma dorayaki Sen. Awalnya ia singgah untuk bertanya siapa yang menanam pohon sakura disana tapi Sen tidak tahu. Tapi kemudian ia melihat kalau kedai Sen mencari pekerja paruh waktu, dan melamar pekerjaan disana, tapi Sen tentu saja ragu karena nenek-nenek tidak akan bisa melakukan pekerjaan itu. Tapi Tokue-san tidak mudah menyerah dan akhirnya Sen tetap menolak dan memberikan dorayaki gratis pada Tokue-san.
Tapi keesokan harinya Tokue datang lagi dan masih meminta Sen menerimanya bekerja disana. Sen merasa aneh dengan nenek ini, karena dia bertanya-tanya mengenai siapa yang membuat isian dorayakinya (selai kacang merah), ia juga protes karena rasanya kurang enak dan lain sebagainya. Pokoknya Tokue-san tidak menyerah agar bisa diterima bekerja disana.
Sen sampai bingung bagaimana cara agar ia bisa menolak Tokue, karena sepertinya ia nggak enak mempekerjakan seorang nenek. Sen sih mengatakan bayarannya cuma 800 yen, tapi Tokue mengatakan ia tak peduli dengan gaji, 200 yen saja sudah cukup baginya. Tokue-san bahkan membuatkan sesuatu untuk Sen sebagai bahan pertimbangan, selai kacang merah. Meski awalnya Sen membuangnya, tapi ia akhirnya merasa nggak enak dan mencoba selai buatan si nenek, ternyata sangat enak. Sen yang masih bingung suatu malam pergi makan di sebuah restoran dan bertemu Wakana disana. Wakana sebenarnya ada di kedai saat si nenek terus mencoba meyakinkan Sen, meski Wakana diam aja sambil makan dorayaki. Awalnya percakapan Wakana dan Sen biasa aja, tapi lama-lama Sen malah curhat mengenai nenek itu, kenapa nenek itu memaksa bekerja di kedainya dan selai buatan nenek sangat enak. Menurut Wakana sih gampang aja, kenapa Sen tidak mempekerjakan Tokue-san saja.
Dan begitulah akhirnya Tokue-san mulai bekerja di kedai Sen. Tapi pekerjaan Tokue-san adalah membuat selai kacang merah. Tokue-sab mulai mengatur jam kerja, dimana mereka harus bangun pagi-pagi sekali sebelum matahari terbit untuk. persiapan selai kacang merah. Sen sih awalnya kelihatan keberatan karena biasanya ia nggak pernah banguj sepagi itu, tapi ternyata dia orangnya cukup rajin. Ia bahkan kaget karena si nenek sudah ada disana sebelum ia datang. Mereka mulai mempersiapkan selai kacang merah dan ternyata cara membuatnya jauh lebih sulit dan lebih lama dari yang selama ini Sen buat. Nenek punya caranya sendiri membuat selai kacang merah, dimana ia mencuci dengan lembut, mengaduk dengan lembut, bicara pada kacang merah dan lain sebagainya. Tokue-san mengingatkan Sen kalau kacang merah punya perjalanan panjang sebelum sampai ke tangan mereka.
Tokue-san membuat selai kacang merah dengan penuh kasih sayang dan membuat Sen sedikit kagum meski waktu yang mereka habiskan 2 kali biasanya.Pelanggan pertama yang mencobanya adalah para anak SMA yang biasa makan disana, mereka sangat menyukainya dan memuji Sen-san. Aku bisa lihat Sen sedikit malu gitu. Sejak ia mengganti selai kacang merah dorayakinya dengan buatan Tokue-san, tiba-tiba kedai dorayakinya jadi ramai. Bahkan ada antrian panjang, orang-orang yang ingin membeli dorayakinya. Gosip menyebar dengan cepat kalau selai kacang merah yang digunakan Sen sangat enak. Bisnis Sen lancar.
Tapi tentu saja setelah itu muncul-lah masalah baru. Ternyata kedai itu bukanlah milik Sen, melainkan milik temannya yang disewakan padanya. Sen bekerja disana bukan karena ia mau, ia sebenarnya tidak suka makanan manis, ia bekerja disana karena ia punya hutang oada temannya. Dulu Sen pernah masuk penjara karena perkelahian di bar tempat ia bekerja, temannya membantunya keluar, jadi untuk membayarnya, ia bekerja disana. Gosip mengenai pekerja paruh waktu Sen juga menyebar dan kabarnya Tokue-san mengidap penyakit Kusta. Alamat yang Tokue tuliskan saat melamar kerja ternyata adalah alamat tempat karantina penderita kusta. Pemilik ingin Sen memecat Tokue-san segera. Tentu saja Sen jadi galau, karena Tokue lah yang membantu bisnisnya jadi sukses, tidak mungkin ia memecatnya. Sen bahkan tidak datang kerja keesokan harinya, dan Tokue-san yang datang mengatakan kalau ia hanya akan membuat selai kacang merah, tapi ternyata ia membuka toko dan kesulitan karena ia tak biasa memanggang roti dorayaki, Tokue baru mengerti kerja keras Sen saat memanggang rotinya.
Sen baru tahu hal itu keesokan harinya. Setelah mengetahui itu ia memutuskab tetap mempekerjakan Tokue, bahkan meminta Tokue mulai saat ini bekerja melayani pembeli, kareba biasanya Tokue hanya bertugas membuat kacang merah sebelum toko buka. Mereka bekerja melayani pelanggan seperti biasanya. Wakana sendiri yang sudah dekat dengan keduanya, mendengar saat pemilik membicarakan mengenai penyakit kusta, karena Wakana tidak tahu, jadi ia ke perpustakaan mencari tau. Ia kesana bersama senior yang ia sukai dan awalnya aku pikir yang menyebar rumor adalah seniornta, tapi ternyata bukan.
Ya, rumor sudah tersebar dan kedai dorayaki Sen jadi sepi, tidak ada lagi pembeli. Wakana merasa bersalah dan mengatakan kalau ia hanya memberitahu 1 orang mengenai Tokue-san, yaitu ibunya. Tokue-san juga berhenti datang ke toko setelah ia mengirimkan surat pada Sen, ia mengucapkan terima kasih karena Sen mau mempekerjakan orang asing seperti dirinya meski tahu mengenai penyakitnya. Ia selalu ingin mencoba bekerja, karenanya saat sedang jalan-jalan di hari liburnya untuk melihat sakura, ia tertarik dengan aroma dorayaki kedai Sen, karenanya ia memutuskan bekerja disana (Aku lupa nih, ini isi surat oertama atau kedua ya hahahahaahha, pokoknya Tokue pernah menuliskan hal seperti ini untuk Sen).
Aku rasa sejak saat itu Sen jadi galau dan tidak bersemangat, jadi Wakana mengajaknya mengunjungi Tokue-san, karena Tokue berjanji akan merawat burung peliharaan Wakana. Keduanya pergi ke tempat dimana para penderita kusta di asingkan. Dari buku yang dibaca Wakana, katanya penderita kusta itu ada yang tidak ounya hidung dan tak punya jari, Wakana bertanya-tanya apakah mereka akan melihat orang seperti itu disana. Tempat para penderita kusta diasingkan, jauh di dalam hutan. Dan mereka hidup normal seperti kebanyakan orang, sama sekali tidak menakutkan. Sen dan Wakana bertemu dengan Tokue-san dan disana kita mendengar mengenai kisah Tokue-san. Bagaimana ia diasingkan sejak remaja dan seluruh hidupnya ia habiskan di tempat itu, mereka disana ingun hidup bebas juga, tapi masyarakat menganggap mereka orang yang berbeda dan ditakuti. Ia menikah dengan suaminya yang juga penderita kusta tapi ia tidak boleh melahirkan, bayinya di aborsi saat itu, dan kalau anaknya hidup, pasti sudah seumuran Sen, karenanya ia tertarik dengan Sen.
Setelah pertemuan itu, Sen kembali membuka kedai dorayakinya dan bekerja seperti biasa. Tapi masalah lain datang lagi, karena pemilik ingin merombak kedai itu menjadi kedai okonomiyaki untuk keponakannya. Sen masih bisa jualan disaba, jadi intinya ada 2 menu dan Sen tidak suka dengan ide itu. Tapi Sen tidak bisa melawan, karena si pemilik terus mengungkit mengenai masa lalunya.
Akhirnya kedai Sen di rombak dan Wakana melihat hal itu. Ia tak melihat Sen dimana-mana jadi ia datang ke tempat penderita kusta dan menemukan Sen disana. Sen benar-benar merasa kalau ia tak punya masa depan lagi. Wakana mengajak Sen bertemu dengan Tokue-san, tapi ternyata Tokue-san sudah meninggal dunia. Tokue sangat menyukai bunga sakura, para penderita kusta tidak boleh punya nisan, jadi mereka disana mengganti nisan dengan pohon dan mereka menanam pohon sakura dimakam Tokue-san.
Sebelum meninggal, Tokue sempat merekam sesuatu untuk Wakana dan Sen. Ia minta maaf pada Wakana karena ia berjanji akan merawat burung milik Wakana tapi malah melepaskannya, karena ia bisa mendengar permintaan burung itu untuk dilepaskan. Untuk Sen sendiri, Tokue-san meninggalkan alat-alat pembuat selai kacang merah miliknya. Ia mengatakan saat pertama kali ia melihat Seb, mata Sen menunjukkan kesedihan yang amat dalam dab ia pernah mempunyai tatapan seperti itu dulu, saat memikirkan ia tak akan bisa keluar dari tempat penderita kusta itu. Pesannya pada Sen adalah, 'kita manusia dilahirkan untuk bernafas dan mendengarkan, jadi tidak apa-apa jika kita tidak menjadi seseorang. Kita mempunyai arti dalam. kehidupan kita sendiri'.
Aku beneran menangis habis-habisan saat narasi Tokue-san, terutama Part akhir. Terasa banged adegannya. Akting pemeran Sen TOP banged. Kita bisa merasakan kesedihan yang ia rasakan sebagai mantan napi dan menjali hiduo seolah-olah merasa tak berarti. Tapi pesan Tokue membuat ia bangkit lagi, bahwa tak apa-apa kalau kita tidak menjadi seseorang.
Sen dan Wakana menjalani kehidupan masing-masing setelah itu. Ending movie ini ditutup dengan datangnya musim semi, jadi kebersamaan mereka dengan Tokue hanya 1 tahun, tapi Tokue-san akan tetap ada dalam hati mereka sebagai kenangan. Wakana sepertinya melanjutkan ke SMA, sementara Sen kembali membuka bisnis dorayaki tanpa tempat, dia jualan di area piknik dan wajahnya sudah kelihatan lebih berseri daripada biasanya.
Pertemuan mereka dengan Tokue membuka lembaran baru dalam hidup dan pikiran mereka bahwa mereka bisa menjalani kehidupan meski. bukan siapa-siapa. Tokue cukup menderita sebagai penderita kusta yang dihindari masyarakat, terkurung dalam hutan selama hidupnya, tapi ia tetap berfikir positif dan ia tidak menyerah untuk keinginan terakhirnya. Ia mungkin bukan siapa-siapa bagi orang lain, tapi ia sudah menjadi sesuatu bagi 2 orang yang baru ia temui, memberikan cahaya pada merrka berdua.
Aku sangat menyukai ide cerita ini, pertemuan dengan orang asing. Kita bisa melihat bagaimana awalnya mereka bukan siapa-siapa tapi menjadi dekat dan menjadi bagian dari hidup masing-masing. Wakana hanya pembeli biasa, Tokue-san saat itu hanya menjadi orang asing yang lewat. Tapi Sen ini benar-benar orang baik.
Sumber : JUDUL
0 Comments:
Posting Komentar